7 Langkah Menjadi Orang Kaya

Penulis: Felicitas Harmandini | Editor: Dini


"Kekayaan adalah apa yang Anda akumulasikan, bukan yang Anda belanjakan," begitu kata Thomas Stanley dan William Danko, penulis buku The Millionaire Next Door. Untuk mencapai kekayaan ini, ternyata tidak banyak yang perlu Anda lakukan. Anda hanya perlu mengubah kebiasaan yang semula tidak menghargai uang, menjadi lebih menghargainya. Stanley dan Danko mengungkapkannya dalam tujuh cara berikut ini.
1. Hidup sederhana. Orang-orang dengan penghasilan tinggi yang membelanjakan seluruh uangnya untuk bersenang-senang tak bisa dianggap orang kaya. Mereka ceroboh, karena hanya hidup untuk hari ini. Anda tentu masih ingat dengan pepatah "Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian"? Jadi, hiduplah sederhana pada hari ini, agar bisa menikmati hidup Anda nanti.

2. Membuat perencanaan. Perencanaan dilakukan tidak hanya dalam periode satu tahun, misalnya, tetapi selamanya. Dan, hiduplah sesuai dengan perencanaan Anda tersebut hari ini, besok, bahkan sampai 30 tahun berikutnya. Luangkan waktu untuk membuat perencanaan ini, dan awasi perencanaan itu setiap hari. Gunakan budget, dan tetaplah berpegang pada budget tersebut.

3. Lakukan diversifikasi. Leslie Lassiter, direktur pelaksana JPMorgan Private Wealth Management mengatakan, orang-orang kaya biasa membuat diversifikasi untuk investasi mereka. Cara ini membuat mereka lebih fleksibel untuk bertahan pada masa-masa sulit. "Klien yang paling kaya memiliki portofolio yang sangat bervariasi, yang bukan sekadar saham, obligasi, tetapi juga hedge funds, mata uang, dan komoditas," katanya. Ada banyak reksa dana yang memungkinkan Anda mendapatkan tipe kelas-kelas aset.

4. Kurangi penggunaan kredit, dan beralihlah ke tunai. Orang-orang kaya tentu bisa saja membeli rumah atau mobil mewah secara tunai. Namun kita yang mempunyai penghasilan rata-rata pun bisa meniru kebiasaan ini. Bayarlah barang-barang yang Anda inginkan secara tunai; itu artinya: bila tak ada uang tunai, tak perlu membeli barang tersebut. Menumpuk utang kartu kredit untuk barang-barang mahal atau liburan yang mewah tak akan membuat Anda menjadi kaya.

5. Miliki akses ke uang tunai. Meskipun telah menginvestasikan sebagian uangnya, orang kaya masih bisa memiliki uang tunai ketika membutuhkannya. Jadi, ketika ada kebutuhan mendadak, Anda tidak kesulitan untuk memenuhinya.

6. Sebarkan tabungan tunai Anda. Simpan uang Anda dalam beberapa tabungan yang berbeda. Cara seperti ini akan membantu Anda untuk mengatur budget. Misalnya, satu rekening bank digunakan sebagai biaya operasional sehari-hari. Rekening lainnya untuk tabungan hari tua, dana pendidikan, dana liburan, dan lain sebagainya. Menggunakan beberapa akun di bank juga memungkinkan Anda mendapatkan manfaat yang berbeda-beda.

7. Ajarkan anak untuk menabung, dan bagaimana mengelola keuangannya. Bila orangtua bisa memberi contoh tidak berperilaku konsumtif, anak akan meniru. Orangtua yang tidak konsumtif memiliki pola pikir gengsi bukan terletak pada merek atau jumlah barang yang dimiliki. Orangtua akan mengajarkan anak-anak membeli barang sesuai kebutuhan dan kemampuan. Dengan demikian, anak akan lebih menghargai uang, dan lebih cerdas mengatur keuangannya.

http://female.kompas.com/read/2011/04/18/15475372/7.Langkah.Menjadi.Orang.Kaya

Sumber: Financially Fit

GSB, KDB, KLB DAN KETINGGIAN BANGUNAN

Kalau kita ingin membangun rumah di area kavling yang sudah kita beli di perumahan, selain diberi batas-batas kavling, kita juga diberi embel-embel oleh pihak developer, seperti GSB ( Garis Sempadan Bangunan ), KLB ( Koefisien Lantai Bangunan ) dan KDB ( Koefisien Dasar Bangunan ). Bagi yang belum terbiasa mendengarkannya tentu saja hal tersebut agak asing untuk orang awam. Ketentuan ini sebenarnya sudah diatur oleh pemerintah. Dalam kasus ini pihak developer hanya mewakili pihak pemerintah.



GSB ( Garis Sempadan Bangunan )

Secara umum GSB adalah garis imaginer yang menentukan jarak terluar bangunan terhadap ruas jalan. Kita dilarang keras membangun melebihi batas GSB yang sudah ditentukan. Besarnya GSB ini tergantung dari besar jalan yang ada di depannya. Jalan yang lebar tentu saja mempuyai jarak GSB yang lebih besar dibandingkan jalan yang mempunyai lebar yang lebih kecil. Biasanya jarak GSB ini adalah 5 m. Untuk lebih pastinya, tanyakanlah terlebih dahulu ke pihak developer sebelum mendesain rumah.

Di dalam area GSB ini kita tidak dapat membangun sesuatu yang bersifat struktural, seperti penambahan ruangan untuk usaha yang kiri kanannya diberi dinding bata yang tinggi dan pintu masuknya tepat berada di tepi jalan. Contoh lain yang sering ditemui di lapangan adalah memberi atap beton di atas carport, bahkan ada juga yang mendirikan lantai dua di atas carport, aji mumpung , katanya, carportnya sudah dicor. Sayang kalau tidak dimanfaatkan.

Carport dapat saja ditutup. Penutupnya bisa saja dari kayu atau policarbonat dengan rangka besi holo. Atau yang lebih hijau dengan memadukan dengan tanaman rambat. Semua itu masih bisa di tolerir di dalam area GSB.



KDB ( Koefisien Dasar Bangunan )

KDB dapat dimengerti secara sederhana adalah nilai persen yang didapat dengan membandingkan luas lantai dasar dengan luas kavling. Kalau kita mempunyai lahan 300 m2 dan KDB yang ditentukan 60%, maka area yang dapat kita bangun hanya 60% x 300 m2 = 180 m2. Kalau lebih dari itu artinya kita melebihi KDB yang ditentukan. Kurangi lagi ruangan yang dianggap tidak terlalu perlu.

Sisa lahannya digunakan untuk ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai area resapan air. Kita tidak mau khan lingkungan kita kebanjiran karean air hujan tidak tahu lagi mesti kemana larinya.



KLB ( Koefisien Luas Bangunan )

Kalau KDB hanya melibatkan luasan lantai dasar, maka KLB melibatkan seluruh lantai yang kita desain termasuk lantai dasar itu sendiri. Cara perhitungannya tetap sama yaitu membandingkan luasan seluruh lantai dengan luas kavling yang ada.

Contoh, setelah kita menghitung luas lantai dasar beserta lantai atasnya ternyata luasannya 200 m2. Kalau lahannya 200 m2, maka nilai KLB bangunan kita adalah 1.0. Kalau ditentukan KLB di rumah kita 1.2, maka nilai KLB kita masuk masuk. Yang tidak boleh adalah melebihi dari yang ditentukan.

Kalau KDB ditulis dalam bentuk persen, maka KLB ditulis dalam bentuk desimal.



KETINGGIAN BANGUNAN.

Yang dimaksud dengan ketinggian bangunan adalah berapa lantai yang diijinkan oleh developer di area tersebut yang dapat dibangun. Ketinggian banguan ini sebenarnya hanya untuk menciptakan skyline lingkungan yang diharapkan. Yang sering terjadi di lapangan adalah ketinggian bangunan melebihi dari yang ditentukan. Misalnya area tersebut adalah area perumahan dengan ketinggian rata-rata 2 lantai, karena tanahnya kecil sementara ruangan yang diperlukan banyak, maka rumahnya mencapai 4 lantai seperti halnya ruko-ruko. Itu yang tidak boleh. Skyline lingkungan tidak terbentuk. Bisa dibayangkan ada bangunan tinggi di antara bangunan rendah. Atau sebaliknya, di area cluster untuk rumah-rumah yang besar dengan ketinggian rata-rata 2 lnatai ada bangunan kecil dengan ketinggian 1 lantai. Apa yang terjadi? Tentu saja suasana lingkungan yang diharapkan tidak tercipta semestinya.

Referensi
http://frwijaya.com/blog_kdb_klb.htm