Permasalahan Kualitas Air dan Cara Mengatasinya

Dalam sistem tertutup kualitas air merupakan permasalahan utama karena mempengaruhi banyak factor, hal ini dikarenakan air sangat vital bagi kehidupan manusia baik sebagai konsumsi maupun proses alam.
Permasalahan yang muncul antara lain :


Hardness atau kekerasan, penyebabnya adalah garam Calcium dan magnesium dari aliran air dibawah tanah. Pengaruhnya adalah penyumbatan pada pipa karena terbentuknya kerak, boiler menjadi terbakar karena tidak ada transfer panas, hasil cucian dan rasa makanan tidak sempurna. Memperbaikinya adalah dengan metode Ion exchange (pertukaran ion) atau sering disebut zeolite process.
Corrosion, penyebabnya adalah kadar keasaman, oksigen dan karbondioksida terlarut, PH yang rendah. Pengaruhnya adalah penyumbatan pipa besi karena karat, hancurnya pipa kuningan. Memperbaikinya adalah dengan metode meningkatkan kadar Alkali (Neutralizer).
Pollution atau pencemaran, penyebabnya adalah kontaminasi oleh material orgaink atau kotoran. Perngaruhnya adalah timbulnya wabah. Memperbaikinya adalah dengan klorinasi dengan menggunakan sodium hypochlorite atau gas klorin.
Color atau berwarna, penyebabnya adalah Besi dan Mangaan. Pengaruhnya adalah mempengaruhi warna dari perlengkapan dan cucian. Memperbaikinya adalah dengan metode pengendapan menggunakan manganese zeolite (Oxidizing Filter).
Taste and Odor atau rasa dan bau, penyebabnya adalah material organik. Pengaruhnya adalah menimbulkan rasa tidak nyaman ketika digunakan. Memperbaikinya adalah dengan metode Filtration through Activated Carbon (Purifier).
Turbidity atau kekeruhan, penyebabnya adalah lempung atau gumpalan yang terbawa oleh aliran permukaan. Pengaruhnya adalah menimbulkan rasa tidak nyaman ketika digunakan. Memperbaikinya adalah menggunakan metode Filtration.

TDL baru yang bakal diterima pelanggan listrik per 1 Juli 2010

Pemerintah melalui Kementerian ESDM bersama-sama dengan komisi VII DPR minus Fraksi PKS dan PDIP telah menyetujui kenaikan TDL yang berlaku per 1 Juli mendatang.

Berikut rincian kenaikan TDL baru yang bakal diterima pelanggan listrik per 1 Juli 2010 mendatang:

I. Pelanggan Rumah Tangga (R)

1. Pelanggan R1 daya 1.300VA, rata-rata pemakaian listrik 200 kWh/bln, biaya pokok produksinya Rp1.163 per kWh, TDL sebelum naik rata-rata Rp672 per kWh, rata-rata kenaikan TDL ditetapkan sebesar 18%. Dengan demikian tarif baru yang mulai berlaku per 1 Juli mendatang rata-rata mencapai Rp793 per kwh.

2. Pelanggan Rumah Tangga R1, daya 2.200 VA, pemakaian listrik rata-rata 355 kwh per bulan, besaran biaya pokok produksi (BPP) Rp1.163 per kwh, TDL rata-rata sebelum naik Rp675 per kwh. Rata-rata kenaikan 18%, sehingga tarif baru sesudah naik rata-rata jadi Rp797 per kwh.

3. Pelanggan Rumah Tangga R2, daya 3.500 VA sampai dengan 5.500VA, rata-rata pemakaian listrik 636 kwh/bln, BPP mencapai Rp1.163/kwh, harga sebelum naik Rp755 per kwh, dengan kenaikan sebesar 18%, maka tarif baru menjadi Rp891/kwh.

II. Kelompok Pelanggan Kelas Bisnis (B)

1. Untuk B1, daya 1.300 VA, rata-rata pemakaian 198kwh/bln, BPP Rp1.163/kwh, harga sebelum naik Rp685/kwh, naik sebesar 16%, sehingga harga tarif baru menjadi Rp795/kwh.

2. Untuk B2, daya 2.200 VA-5.500VA. Rata-rata pemakaian 307 kwh/bulan, BPP Rp1.163/kwh, harga sebelum naik Rp782/kwh, naik 16%, tarif sesudah naik menjadi Rp907/kwh.

3. Untuk B3, di atas 200 KVA, rata-rata pemakaian 212,249, BPP 839/kwh, harga sebelum Rp811/kwh, naik 12%, tarif sesudah naik menjadi Rp908/kwh.

III. Kelompok Pelanggan Industri (I)

1. Pelanggan I1, daya 1.300 VA, rata-rata pemakaian 178kwh/bln, BPP 1.163/kwh, tarif sebelum Rp724/kwh, dengan kenaikan 6%, maka tarif baru menjadi Rp767/kwh.

2. Pelanggan I2, daya 2.200 VA, rata-rata pemakaian 273 kwh per bulan, BPP Rp1.163/kwh, tarif sebelum naik Rp746/kwh, kenaikan 6%, maka tarif sesudah naik menjadi Rp790/kwh.

3. Pelanggan I3, daya 2.200VA sampai dengan 14 KVA, rata-rata pemakaian 872/kwh/bln, BPP Rp1.163, tarif sebelum naik Rp872/kwh, kenaikan 9%, maka tarif baru menjadi Rp916/kwh.

4. Pelanggan 14 KVA sampai dengan 200 KVA, rata-rata pemakaian per bulan 11.342, BPP Rp839/kwh, tarif sebelum naik Rp805/kwh, kenaikan 9%, tarif baru Rp878/kwh.

5. Pelanggan di atas 200 KVA, rata-rata pemakaian per bulan 314.435, BPP Rp 839/kwh, TDL sebelum naik Rp641/kwh, kenaikan 15%, tariff baru menjadi Rp737/kwh.

6. Pelanggan di atas 30.000, rata-rata pemakaian 16.592.651, BPP Rp718/kwh, tarif sebelum naik 529/kwh, kenaikan 15%, tarif baru menjadi Rp608/kwh.

Dilatasi Bangunan


1. Pengertian dilatasi adalah sebuah sambungan/garis pada sebuah bangunan yang karena sesuatu hal memiliki sistim struktur berbeda. Yang gunanya untuk menghindari bencana alam. Seperti gempa, dll. hal ini sudah dilakukan oleh bangunan bangunan tradisional nenek moyang kita.

2. Misalkan ada bangunan yang mempunyai tingkat tekanan yang berbeda. Maka bangunan yang mendapat tekanan yang rendah akan berbeda strukturnya dengan bangunan yang mempunyai tekanan yang lebih tinggi. Walaupun dalam satu gedung, misalkan yang bertingkat, maka tingkatan lebih rendah memiliki struktur yang lebih kuat.

Misalkan ada struktur tanah yang lemah dan yang kuat dalam satu rencana bangunan, maka pondasi akan dubuat dengan sesuai dengan struktur tanah tersebut.

3. Dalam satu komplek, misalkan deretan Ruko. Proses dilatasi dilakukan dengan membuat struktur bangunan tidak memakai satu dinding sebagai pemisah. Jadi bangunan yang satu memakai dinding sendiri dan bangunan sampingnya makai dinding sendiri. Sehingga walaupun terlihat menyatu sebenarnya terpisah.
Ini dilakukan untuk mengurangi efek samping dari bencana gempa.

Anda ingat dengan menara kembar yang terkena serangan teroris, yang terkenal dengan bencana 9/11 di amerika?
Dalam tayangan yang sempat direkam, terlihat bangunan rubuh setahap demi setahap. Karena proses dilatasi tersebut yang memisahkan struktur antar lantai. Walaupun terlihat menyatu tetapi terpisah. Dan kerusakan akan terjadi sesuai tahapan struktur tersebut. Dalam hal gedung kembar itu dari atas ke bawah.

Bayangkan jika bangunan menyatu tanpa proses dilatasi, bisa seperti pohon besar roboh dan menimpa pohon lainnya.