Kelapa Sawit


Tanaman kelapa sawit (Elais guineensis Jacq.) adalah salah satu jenis tanaman yang dibudidayakan sebagai tanaman perkebunan. Tanaman ini berasal dari Afrika dan Amerika Latin. Masuk ke Indonesia tahun 1848 dan ditanam di Kebun Raya Bogor. Ditanam secara komersial tahun 1991 di Tanah Itam Ulu, Sumatera. Luas perkebunan kelapa sawit terus berkembang dan kini Indonesia menjadi salah satu negara terbesar di dunia penghasil minyak kelapa sawit.

Industri kelapa sawit memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi perekonomian nasional. Selain merupakan penyumbang devisa ekspor non migas terbesar, industri kelapa sawit Indonesia dilakukan dengan sistem tata kelola lingkungan yang baik menuju industri kelapa sawit Indonesia yang lestari atau sustainable palm oil.

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit tumbuh dengan baik di daerah tropis basah di sepanjang garis katulistiwa pada ketinggian 0 - 500 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan sekitar 2000 - 2500 mm per tahun. Bangsa Indonesia patut bersyukur dianugerahi iklim dan tanah yang cocok untuk pengembangan kelapa sawit, ini merupakan keunggulan yang tidak dimiliki negara lain.

Pengelolaan perkebunan kelapa sawit dimulai dengan kegiatan pembukaan lahan atau land clearing. Pembukaan lahan adalah kegiatan yang dilakukan mulai dari perencanaan tata ruang dan tata letak lahan hingga pembukaan lahan secara fisik. Untuk menjaga kelestarian lingkungan, pembukaan lahan terlebih dahulu dilakukan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Pembukaan lahan dilakukan dengan tidak membakar lahan (Zero Burning) serta mempertahankan area konservasi yang bernilai tinggi.

Produktifitas tanaman kelapa sawit yang tinggi sangat ditentukan oleh bahan tanaman yang unggul yang diperoleh dari hasil persilangan serta pemuliaan bahan tanaman. Pembibitan adalah tahapan penting untuk menghasilkan tanaman yang baik dan produktif. Perawatan bibit harus dilakukan secara intensif hingga bibit mencapai umur 12 bulan saat siap ditanam di lapangan.

Proses berikutnya adalah mempersiapkan areal tanam yaitu membuat lajur tanam, lubang tanam dan penanaman tanaman penutup tanah yang berguna mengendalikan gulma dan meningkatkan kesuburan tanah. Perawatan tanaman dilakukan sepanjang tahun agar tanaman dapat memberikan hasil produksi yang optimal. Pemupukan dilakukan untuk memberikan nutrisi kepada tanaman dan peningkatan unsur hara tanah. Pencegahan serangan hama penyakit tanaman dilakukan agar tanaman tidak terganggu pertumbuhannya dan tetap produktif.

Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah berumur 30 bulan dan mampu berproduksi secara ekonomis hingga umur 30 tahun. Buah sawit atau sering disebut Tandan Buah Segar (TBS), dipanen apabila sudah menunjukkan kriteria matang yang ditandai dengan warna buah yang merah dan membrondol. Alat panen yang umumnya digunakan adalah dodos dan egrek.

TBS dikumpulkan dan diangkut menggunakan angkong menuju Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) di pinggir blok. Kemudian truk mengangkut TBS yang telah terkumpul di TPH untuk dibawa ke pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS). TBS yang sudah dipanen harus sampai pabrik kurang dari 24 jam. Keterlambatan pengangkutan TBS ke pabrik dapat menurunkan kualitas minyak yang dihasilkan.

Industri Pengolahan Kelapa Sawit

TBS yang diolah di pabrik kelapa sawit menghasilkan produk utama yaitu minyak kelapa sawit atau biasa disebut Crude Palm Oil (CPO) dan minyak inti sawit atau Palm Kernel Oil (PKO). Minyak kelapa sawit memiliki kandungan nutrisi yang tinggi seperti nilai kalori, vitamin, daya cerna dan rendah kolesterol.

CPO dan PKO digunakan sebagai bahan baku berbagai macam industri. Mulai dari industri makanan jadi seperti minyak goreng dan margarine, untuk shortening, vanaspati, farmasi kosmetik dan lain sebagainya. Selain itu juga digunakan antara lain sebagai bahan baku industri oleo-kimia seperti Fatty accid, Fatty alcohol, Methyl ester dan Glycerol. Kelapa sawit juga digunakan pada industri pabrik penghasil pelumas, pelindung karat, industri karoseri, industri tinta cetak, lilin dan masih banyak lagi.

Sedangkan limbah kelapa sawit dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan antara lain pupuk, pakan ternak, kertas, papan MDF, bahan bakar boiler dan furniture.

Minyak Sawit Lestari (Sustainable Palm Oil)

Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan, perusahaan perkebunan mengembangkan instalasi pengolahan limbah dengan tujuan agar limbah cair maupun padat telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan peraturan pemerintah.

Di perkebunan kelapa sawit limbah cair tidak dibuang ke sungai tetapi digunakan untuk pupuk melalui land application. Limbah padat berupa tandan kosong juga dimanfaatkan sebagai pupuk di lapangan, baik langsung maupun setelah melalui pengomposan.

Untuk menghindari serangan hama dan penyakit, dilakukan pengendalian HPT secara terpadu. Untuk menjaga kelestarian lingkungan, pengendalian penyakit dilakukan semaksimal mungkin dengan memanfaatkan musuh alami melalui pengembangan burung hantu dan gulma bermanfaat. Dengan cara ini, penggunaan pestisida bisa diminimalkan.

Melihat proses tersebut diatas bisa dipastikan bahwa perkebunan kelapa sawit sangat ramah lingkungan dan produk yang dihasilkan adalah minyak sawit lestari (Sustainable Palm Oil).


Tidak ada komentar: